ARAHBANUA.COM
Oleh: Harto Malik*
Aktivis Muslim
Banjarbaru, Minggu 08 Juli 2024, Tahun baru Islam, saya mengantar anak ke sekolahnya, acara pawai 1 Muharam, jalan menuju sekolah lenggang dan sepi, tidak seperti biasa, karena minggu orang libur kantor dan Sekolah.
Madrasah Daarunnajah Banjarbaru Selatan setiap tahun memeriahkan tahun baru Hijriah, pawai, lomba poster, slogan dan atribut 1 Muharam, dll.
Kalsel mayoritas Islam dan agamis, julukan ini sudah melekat lama, dimana-mana majlis ta’lim, majelis sholawat tumbuh subur dengan jemaah dan pengikut ratusan bahkan ribuan.
Ironis , miris bagi kita, seperti tahun yang sudah-sudah, syiar keagamaan hari besar Islam begitu kurang gaungnya dibanding hari besar Nasional atau Hari besar apalah, valentine day, dll
Coba bandingkan, malam Tahun baru Masehi dengan Tahun baru Hijriah, Tahun baru Islam, setiap malam tanggal 1 Januari masyarakat menumpuk merayakan tahun baru, ada bakar jagung, bakar kambing, ada pawai keliling, dll, warga komplek, organisasi, perhimpunan, club, group, Partai Politik Islam dengan suka cita merayakan tahun baru, ratusan ribu, jutaan rupiah uang mereka secara senang bergotong royong mengeluarkannya untuk acara tahun baru Masehi.
Secara tidak sadar dan tidak langsung umat Islam mengikuti ajaran bukan ajaran Islam, lebih parah lagi umat islam ikut mensyiarkannya dengan luapan kegembiraan.
Bandingkan dengan tahun baru Hijriah, tahun baru Islam, hanya segelintir sekolah, segelintir instansi yang memeriahkan dan mensyiarkannya, tidak ada komplek atau warga umum merayakan dengan meriah, mana warga masyarakat yang beragama Islam, yang mengaku Muslim, kenapa tidak ramai-ramai mensyiarkan dengan kegiatan bermanfaat, ada memang sebagian sholat berjamaah dan do’a tahun baru di mesjid, tapi masih tidak sebanding dengan jumlah Muslimnya.
Lalu pada kemana mayoritas Muslim Kalimantan Selatan, apakah Islam hanya sebagai gelar atau atribut saja, kemana ghirah syiarnya.
Ayo menyala abang-abang Muslim ku (HM)
KOMENTAR TERBARU