23 Oktober 2024
quJXvvHZRGGMwkt6_nNXRoUTJmWxoIwJV-6ZXk-t3uU=_plaintext_638337976753934699

arahbanua.com

Pandeglang

Masyarakat pesisir barat Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, merasakan sekali dampak kemarau panjang . Sawah kering-kerontang. Tidak bisa ditanami padi. Untuk menyambung hidup, banyak dari petani beralih profesi menjadi buruh kasar di kota.
Namun yang paling mencemaskan adalah berkurangnya debit air tanah yang selama ini menjadi sumber air besih mereka. Sumur-sumur mengering. Kalau toh ada airnya, namundebitnya sangat sedikit. Tidak bisa dipompa ke luar.
Bagi masyarakat yang tinggalnya tak jauh dari bibir pantai, sumur mereka memang masih berair, akan tetapi rasa yang sangat payau. Tak layak untuk dikonsumsi.
Maka untuk mendapatkan air bersih mereka harus menempuh perjalanan jauh ke sumur-sumur galian yang lokasinya ada di pematang sawah atupun ladang, namun bagi mereka yang memiliki kelebihan materi biasanya akan membeli air dari depot pengisian air kemasan isi ulang. Dari masalah yang timbul banyak dari mereka yang mengharapkan adanya suplai air bersih yang mereka terima secara cuma-cuma, guna memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Melihat kondisi ini, Badan Wakaf Al-Quran (BWA) kembali melaksanakan bhakti sosial melalui program “Sedekah Kemanusiaan”, yaitu menyediakan air bersih untuk masyarakat.
Kordinator program Sedekah Kemanusiaan Novi Wahyudi mengatakan, tahap pertama berlangsung akhir September 2023.
“Tim BWA mensuplai air bersih yang dibawa dengan truk tangki air berkapasitas 6.000 liter. Wilayah yang terjangkau meliputi empat kampung yang ada di tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Patia, Cikeusik, dan Panimbang,” tutur Wahyudi, kepada pers, Selasa, 24/10.
Dari hasil penyaluran bantuan air bersih di tahap awal, lanjut Wahyudi, tim mendapati masih cukup banyak wilayah-wilayah di sekitar pesisir barat Pandeglang yang masih membutuhkan bantuan air bersih.
“Kemudian kami menyalurkan tahap ke dua. pada akhir Oktober 2023, meliputi delapan kampung yang ada di lima kecamatan. Yaitu keacamatan Pagelaran, Sukaresmi, Sobang, Picung, dan Patia,” lanjut Wahyudi.

 

 

Seperti penyaluran di tahap pertama, tambah Wahyudi, pada penyaluran yang kedua ini juga mendatangkan truk tangka air berkapasitas 6.000 liter dan bak penampung sementara yang terbuat dari terpal berukuran 6mx4m. Kami memilih menggunakan bak sementara agar proses pemindahan air dari truk tangki lebih cepat dan masyarakat dapat dengan mudah mengisi air di setiap wadah yang mereka bawa.
Respon dari aksi yang dilakukan BWA disambut baik oleh warga, banyak dari mereka yang senang atas bantuan air bersih yang mereka dapati, tak lupa mereka juga menitipkan do’a kepada tim dan donatur yang terlibat dalam kegiatan yang baik ini.
Salah satu warga di desa Kubangkampil mewakili warganya menyampaikan rasa syukur atas apa yang saat ini ia rasakan.
“Saat ini warga kami sangat membutuhkan air bersih karena beberapa bulan dan hampir ingin satu tahun kami mengalami kemarau panjang. Kami sangat mengapresiasi dari tim BWA yang sudah menyalurkan air ke kampung kami, mudah-mudahan hal serupa bisa kembali dilakukan di kampung-kampung lain yang ada di desa Kubangkampil ini,” ujar Nurlina Wati, warga Desa Kubangkampil tepatnya, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang
Hal senada juga disampaikan salah satu warga yang berbeda kecamatan dari lokasi sebelumnya, ia sangat senang atas kedatangan tim BWA dengan membawa truk tangki air bersih yang nanti akan disalurkan kepada warga.
“Masyarakat di kampung Buraluk sebelum mendapatkan bantuan air bersih, Masyarakat mengambil air di Sungai-sungai yang airnya keruh karena kemarau panjang. Alhamdulillah setelah datangnya air bersih dari BWA, Masyarakat disini sangat senang dan merasa terpenuhi kebutuhan air bersihnya,” ucap Juni Jaharudin, warga kampung Baraluk, Desa Cimoyan, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang.
Meski disebagian wilayah Kabupaten Pandeglang sudah ada yang terguyur air hujan, terutama di kota Pandeglang. Namun, hujan yang sama belum sampai mengguyur di wilayah pesisir barat Pandeglang atau Pandeglang selatan, sekalipun hujan intensitasnya tidak lama dan belum mampu untuk menaikan debit air tanah.

Sementara itu, pemerintah kabupaten Pandeglang melalui SK NOMOR 300.2.3/Kep.313-Huk/2023 yang diterbitkan Bupati Pandeglang tentang status Siaga Darurat Bencana Alam Kekeringan yang dimulai sejak 19-23 Oktober 2023. Dampak dari fenomena El Nino yang membuat musim kemarau lebih panjang, berdampak pula pada beberapa wilayah di Kabupaten Pandeglang yang mengalami kekeringan ekstrim.
Melalui program ini, Wahyudi mengajak donatur bersama-sama membantu saudara-saudara yang hingga kini masih kesulitan mengakses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Melalui program Sedekah Kemanusiaan BWA sahabat bisa menyalurkan sedekah terbaiknya. Semoga niat baik dan usaha kita Allah ganti dengan pahala berlipat ganda, dan keberkahan selalu menghampiri kita,” tutup Wahyudi.

 

 

Loading

redaksi