Danau Toba adalah danau alami berukuran besar di Indonesia yang berada di kaldera Gunung Supervulkan. Memiliki panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer, kedalaman 508 meter, dan ketinggian permukaan sekitar 900 meter, Toba berada pada titik tengah sekaligus sentral pulau Sumatera bagian utara.
Secara ekonomis, peranan Danau Toba sangat penting bagi penduduk di sekitarnya karena berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan domestik serta kegiatan perkerambaan dan pertanian. Selain itu menjadi destinasi wisata dengan pengelolaan oleh masyarakat di bawah pengawasan pemerintah setempat.
Kaldera Toba yang terbentuk dari ledakan super volkano 74.000 tahun lalu memiliki dasar yang sepenuhnya air sehingga menjadi danau terbesar di Indonesia. Keindahan Kaldera Toba dengan kekayaan budaya masyarakat tepiannya menjadikan Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata andalan Indonesia yang masuk daftar ’10 Bali Baru’.
Pada Juli 2020 Kaldera Toba ditetapkan sebagai Global Geopark oleh Dewan Eksekutif UNESCO lewat sidangnya yang ke-209 di Paris. Kaldera Toba berhasil masuk daftar 16 UNESCO Global Geopark baru setelah dinilai dan diputuskan oleh UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia, pada 31 Agustus-2 September 2019.
Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark melalui proses panjang dari upaya bersama berbagai pemangku kepentingan baik Pemerintah Pusat dan Daerah maupun masyarakat setempat yang tinggal di kawasan danau Toba.
Proses persiapan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO bagi Kaldera Toba, menunjukkan komitmen tinggi dan kerja sama yang baik dari semua pihak di Indonesia, dari pengumpulan data, menyelenggarakan berbagai workshop, penyusunan, hingga negosiasi dokumen nominasi untuk diajukan ke UNESCO.
Pemerintah Indonesia telah berhasil meyakinkan UNESCO bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati. Dalam konteks inilah, negara anggota UNESCO mendukung Kaldera Toba dilestarikan dan dilindungi sebagai Warisan Dunia.
Melalui penetapan ini, Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network khususnya dalam kaitan pemberdayaan masyarakat lokal.
Setelah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG), kini menjelang dua tahun setelahnya bagaimana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyiapkan rencana induk pengembangan Geopark Kaldera Toba sehingga perencanaan pengembangan di kawasan Geopark Kaldera Toba bisa terintegrasi satu sama lain
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) bersama berbagai pihak lainnya, menyoroti hal ini dan telah merencanakan serangkaian kegiatan dalam upaya ikut menjaga Geopark Kaldera Toba sebagai warisan dunia.
SMSI adalah organisasi media-media siber terbesar di Indonesia
Sejauh ini telah melakukan kegiatan eksplorasi di daerah-daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Selain itu melakukan berbagai program sosial dan pemberdayaan masyarakat.
SMSI melihat penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark telah memberikan kesempatan dan sekaligus tanggung jawab bagi Indonesia, khususnya bagi masyarakat setempat. Penetapan ini dapat mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut. Melalui pengembangan geo-pariwisata yang berkelanjutan, terbuka peluang bagi masyarakat setempat untuk promosi budaya, produk lokal, serta penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Pada saat yang sama, dengan adanya pengakuan dan perhatian dunia terhadap Kaldera Toba, ada konsekuensu pada pemerintah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan dari kawasan Kaldera Toba.
Danau Toba bisa menjadi sumber pendapatan untuk masyarakat yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai destinasi. Memadukan tiga potensi utama yaitu geodiversity, biodiversity, dan culture diversity, Danau Toba memiliki peranan penting menopang sektor pariwisata Indonesia.
Rangkaian kegiatan yang akan dihelat SMSI adalah Misi Ekspedisi Geopark Danau Toba yang akan berlangsung pada 3 hingga 6 Januari 202 dengan didahului seminar dan diskusi bertema sama, yang dijejeri dialog dengan para bupati tujuh kabupaten yang ada di lingkar danau.
“Harapan kami ketika kami turun ke Danau Toba, kami bisa singgah di tujuh kabupaten yang dilintasi, kami akan campaign kepada mereka kalau danau ini punya marwah dan punya nilai, selain historis, dia juga diagungkan karena dalam rentang waktu ribuan tahun telah membangun peradaban,” kata Ketua Umum SMSI Firdaus yang langsung terjun memimpin ekspedisi.
Misi ekspedisi ini akan menampilkan empat paddler utama menelusuri danau sejauh 130 kilometer. Tim juga akan mendampingi desa-desa wisata yang sudah ada di sekitar danau untuk dikembangkan lagi sekaligus memetakan potensi-potensi wisata mereka.
“Misalkan bisa ditambahi dengan paket-paket wisata water sport tourism. Harapannya, ketika banyak aktivitas di danau kemudian orang bakal nggak enak buang sampah di danau dan sekitarnya,” cetus Firdaus.
“Nah, Toba harus memberikan lebih banyak manfaat kepada masyarakat. Kalau danau itu menjadi penghidupan, kemudian ada duit yang mengalir ke desa, desa punya alasan untuk menjaga danau sebagai warisan dunia,” tambah Firdaus. (*)
KOMENTAR TERBARU