
ARAHBANUA.COM
Sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memproduksi batako dari sampah plastik, sekam padi, dan limbah oli bekas. Produk ini diberi nama Enviro Block dan merupakan bagian dari tugas Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K).
Salah satu mahasiswa Yohanes Mario Putra Bagus dari Teknik Fisika UGM mengatakan ada beberapa hal yang menjadi latar belakang pihaknya memproduksi batako ini. Selain karena keprihatinan mereka terhadap kondisi sampah di Yogyakarta, juga terkait mitigasi dampak gempa bumi, serta inovasi bisnis berkelanjutan.
“Sudah kami perhitungkan jadi ada peningkatan kualitas daripada batako konvensional, kualitasnya juga kami uji dari daya tekan, daya kuat, kelembapan, peresapan air, dan parameter lain yang ditetapkan SNI (Standar Nasional Indonesia –ed). Kami punya kualitas dari bahan yang di masyarakat cuma hal-hal yang tidak berguna tapi jadi bermanfaat kalau dikolaborasikan dan menjadi inovasi baru,” katanya.
Proses pembuatan batako ini menurutnya cukup mudah, yakni dengan mencampurkan pasir dengan potongan sampah plastik, sekam padi, dan oli bekas dengan takaran tertentu, juga air, dan semen. Kemudian dicetak dan jadilah batako yang bisa digunakan untuk bahan bangunan.
Para mahasiswa ini menyebut batako mereka didesain secara interlocking sehingga bisa mengurangi dampak kerusakan ketika terjadi gempa bumi. Karena dari hasil riset mereka wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ini termasuk rawan gempa.
“Harga itu kami patok per pieces Rp5.300 ini ditetapkan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi, kemudian kami jual dalam satu paket untuk konsumen Rp63.600 tapi konsumen kami rata-rata bisnis jadi pesanannya dalam kuantitas banyak daripada satu paket yang kami jual,” kata anggota tim lainnya Ratri Dwiyanti dari Akuntansi UGM.
Sementara harga batako konvensional di pasaran saat ini dari hasil survei mereka berkisar antara Rp8.000-Rp9.000. Selain lebih murah, lebih berkualitas, dan juga memiliki dampak lingkungan yang baik, para mahasiswa ini menyebut mereka mendesain batakonya agar tampak estetik secara visual. Sejauh ini konsumen yang memesan menurut mereka juga banyak memanfaatkan batako ini untuk eksterior bangunan. (Ridar/*).
KOMENTAR TERBARU