16 Februari 2025
Fotoram.io - 2025-02-01T105727.699

ARAHBANUA.COM

 

 

Adalah semangat untuk mengelola sampah secara berkelanjutan dan memanfaatkannya kembali. Sampah yang dikelola dengan baik dapat menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis dan bermanfaat bagi lingkungan.

Bagi sebagian orang, sampah menjadi barang yang menjijikan, kotor, dan bau. Komoditas itu sekaligus dianggap sebagai sumber penyakit, benda tak berguna, tak perlu dilihat dan mengganggu kenyaman.

Namun di tangan orang-orang kreatif, sampah bukanlah barang yang tak bernilai. Sampah justru dapat diubah menjadi komoditas yang memiliki nilai ekonomi dan bisa mendatangkan rupiah

Seperti yang dilakukan empat tahun belakangan ini Ibu Sugiyati (63) warga Desa Jetis Kelurahan Widodo Martani Kecamatan Ngemplak Sleman Yogyakarta yang satu ini.

“Empat tahun lalu suami meninggal dunia sementara saya masih punya empat anak yang memerlukan biaya. Dengan sedikit uang yang waktu itu saya bingung mau diapakan uang yang.saya miliki waktu itu,” ungkap perempuan separuh baya itu.

Ibu Sugiyati sudah punya tekad bulat agar uang hasil jerih payah almarhum suaminya itu dapat menghidupi dia dan empat orang anak lelakinya hanya itu.

“Waktu itu seingat saya uang tersebut mau saya pinjamkan pada teman teman atau didepositokan di bank. Berkat anjuran seorang kenalan dekat akhirnya saya pilih pekerjaan ini sebagai pengumpul botol plastik bekas,” tutur iIbu Sugiyati.

Mitra dengan PT Sumber Barokah Polymer Jombang. Setiap bulan mengirim 20 ton fit (botol plastik bekas) dengan menggunakan truk fuso dana 50 juta.Botol plastik bekas diperoleh dari lapak lapak pengumpul botol plastik bekas di Jogjakarta dan Muntilan
Ibu Sugiyati juga anggota UMKM desa Jetis Widodo Martani Kecamatan Ngemplak Sleman Yogyakarta

Ibu Sugiyati selanjutnya diperkenalkan kenalannya dengan PT Sumber Barokah Polymer Jombang yang membimbingnya mengolah botol plastik bekas dari proses memilih memilah sampai packing .

Dalam kegiatan usahanya Ibu Sugiyati dibantu enam karyawan warga desa setempat setiap bulan diakuinya mengirim botol plastik bekas satu truk fuso total jenderal senilai 50 jutaan.

Dalam kegiatan menopang ekonomi keluarganya di kampungnya ia juga tercatat sebagai anggota UMKM Desa Jetis Kelurahan Widodo Martani Kecamatan Ngemplak Sleman Yogyakarta yang mayoritas anggotanya sebagian besar berprofesi sebagai pengolah makanan dan camilan hanya dia satu satunya berprofesi sebagai pengumpul botol plastik bekas.

Dengan tekad bulat Ibu Sugiyati figur wanita yang pantang menyerah akan terus menekuni usahanya sampai tiga anaknya dapat menyusul anak sulungnya yang telah meraih gelar sarjana Universitas Pahlawan Nasional (UPN) Veteran Jogjakarta.

Perjuangan ibu Sugiyati untuk melanjutkan hidup memang sulit. Namun bukan berarti tak ada jalan. Selama berusaha, jalan rizki akan tetap terbuka. Inilah yang di yakini ibu Sugiyati tetap berjuang ditengah kerasnya kehidupan. (Ridar)

Loading

redaksi