16 Februari 2025
Gambar WhatsApp 2025-02-01 pukul 10.16.13_10229f24

ARAHBANUA.COM

 

 

Dr. H.M.Suaidi,M.Ag

 

Salah satu cara memuliakan bulan Syaban yaitu dengan melakukan puasa. Selain itu, Sya’ban merupakan bulan laporan tahunan amal manusia kepada Allah swt, sehingga disunnahkan puasa Sya’ban agar saat laporan tahunan tersebut orang dalam keadaan berpuasa.

Rasulullah, dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah, punya kebiasaan puasa ketika memasuki bulan Syaban.

Syekh Nawawi menganjurkan puasa berdasarkan hadits-hadits shahih dari Nabi Muhammad saw.

Dalam kitab Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadiîn cetakan Dârul Fikr, Bairut halaman 197. Syekh Nawawi al-Bantani menyebutkan puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang puasa, maka ia akan mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat.

Senada dengan Syekh Nawawi, Ibnu Hajar al-Haitami dalam al-Fatâwal Kubral Fiqhiyyah, juga menganjurkan umat Muslim untuk berpuasa ketika memasuki bulan Sya’ban. Sebagai bentuk mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad.

Namun, Ibnu Hajar tidak menganjurkan puasa satu bulan penuh di Syaban. Ia lebih menekankan untuk melakukan puasa sunnah di separuh awal Syaban. Karena ada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang anjuran tidak puasa di separuh kedua Syaban.

Adapun Rasulullah tidak melakukan puasa satu bulan penuh agar tidak disalahpahami oleh umatnya bahwa hukum puasa bulan Syaban adalah wajib, melainkan tetap pada derajat sunnah.

Tata Cara Puasa Syaban
Puasa Syaban secara teknis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, niat di hati. Niat puasa baik dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti: “Saya niat puasa, atau dengan cara yang lebih baik sebagaimana berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya, Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’âlâ.

Sebagaimana puasa sunah lainnya.

niat puasa Syaban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.

Kedua, makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.

Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib.

Nisfu Sya’ban,InsyaAllah Jatuh pada tanggal 13 Pebruari Sekarang kita berada di bulan Sya’ban, bulan kedelapan dalam kalender hijriyah. Dalam Kamus Lisanul Arab, kata Sya’ban terambil dari kata syi’bun yang berarti jalan di atas gunung untuk mencari mata air. Sya’ban satu akar kata dengan sya’bun yang bararti kelompok suku yang memisahkan diri. Jadi, Sya’ban bisa diartikan pemisahan karena orang Arab yang bersuku-suku itu berpisah-pisah di bulan Sya’ban untuk mencari mata air. Itulah sebabnya Nabi Muhammad saw, sebelum menerima wahyu pertama di pertengahan bulan Sya’ban sudah mengisolasi diri berkhalwat di Gua Hira antara 30 sampai 40 malam sampai beliau menerima wahyu yang pertama surah Al-Alaq ayat 1-5. Hal ini disebutkan dalam kitab Hayatu Muhammad, karya Husen Haikal. adalah Nabi Muhammad mengasingkan diri ke Gua Hira dimulai sejak bulan Sya’ban sampai masuk bulan Ramadhan untuk mencari petunjuk hidup. Di bulan Sya’ban muga Allah swt memberikan hikmah, pelajaran, dan i’tibar bagi kita dengan adanya musibah tanah lonsor banjir bandang yang melanda…agar menyadari apa yang ada di dunia milik Allah SWT.dan memperbanyak tafakkur, berzikir, beristighfar, dan berdoa kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah swt mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang sedang munajat istighatsah di malam Nishfu Sya’ban ; panjangkan umur , limpahan rizki , mendapat maghfirah dan terhindar dari bala … Aamiiin.

Muga bermanfaat

 

 

 

*aw/ pjmi/ ab/ nf/ 01225

Loading

redaksi