
ARAHBANUA.COM
Dr. H.M.Suaidi,M.Ag.
Alkisah. Disuatu Negeri Ada seorang raja yang memerintah . suatu ketika seorang penasehat Raja datang ke Istana dan menasehati Raja. Wahai baginda Raja Balaslah orang yang berbuat baik karena kebaikan yang ia lakukan kepada Baginda Raja. Tetapi biarkan orang yang berbuat dengki pada Baginda, karena kedengkian itu sudah cukup untuk mencelakakan dirinya.kalimat Nasehat ini yang disampaikan ketemu raja.
Maksud penasehat , hendaknya kita membalas kebaikan orang yang berbuat baik pada kita, namun kita jangan membalas orang yang berbuat dengki dengan kedengkian lagi. Cukup kita biarkan saja.
setelah penasehat memberi pergi, hadir seorang pendengki ia menghadap raja di Istana , dan berkata, wahai baginda penehat baginda berbicara kepada saya, bahwa mulut Baginda bau. Jika Baginda tak percaya, panggillah penasehat baginda untuknmenghadap . Jika ia menutup mulutnya, itu pertanda bahwa ia menghindari bau mulut Baginda. Raja tersinggung dan berjanji akan memanggil si pemberi nasehat esok hari.
Sebelum penasehat raja itu dipanggil ke istana, si pendengki menghampirinya terlebih dahulu dan mengundangnya untuk makan di rumahnya.karena penasehat orang wira’i dan selalu bersandarkan dalil naqli,sang penasehat ga bisa menolak ,karena ajaran Nabi SAW. “disaat Siti Aisyah ustri Rasulullah diajak keacara walumaul urus , Aisah tidak memakan hidangan yang disediakan dengan alasan puasa lalu Rasul menyuruh membatalkan puasanya.
Si pendengki menghidangkan makanan terhadap penasehat Raja dan lauknya hanya bawang merah yang mentah jenis makanan yang membuat bahu mulut, sehingga mulut si penasehat menjadi bau. Penasehat pun menghadap Raja dan kembali memberikan nasehat yang sama. Raja lalu berkata, Kemarilah engkau mendekat. Penasehat raja pun mendekat lalu saat didekati Raja,penasehat menutupi mulutnya karena khawatir aroma mulutnya akan mengganggu sang Raja.
Melihat orang itu menutupi mulutnya, Raja pun berkesimpulan bahwa orang ini sedang bermaksud untuk menghina dirinya.
Sang Raja lalu menulis surat dan memberikannya pada orang itu.
Bawalah surat ini sampaikan kepada salah seorang menteriku ucap Raja, Niscaya Ia akan memberimu hadiah
Sebetulnya surat yang ditulis Raja ini bukanlah surat utuk pemberian hadiah. Raja sudah terhasut, dan marah terhada penasehat, karena itu ia menulis dalam surat itu,
Hai menteriku, jika engkau bertemu dengan orang yang membawa surat ini, penggallah lehernya . Kemudian bawalah kepala penasehat ini ke hadapanku.”
Pergilah si pemberi nasehat itu dari istana. Di pintu keluar, ia bertemu dengan si pendengki. Apa yang dilakukan baginda kepadamu? Pendengki ingin tahu.
Raja menjanjikanku hadiah dari salah seorang menterinya, ujar si pemberi nasehat seraya memperlihatkan surat dari Raja.
Kalau begitu biar aku yang membawanya, kata si pendengki. Akhirnya,pendengki itulah yang celaka dan dipenggal lehernya. Sementara penasehat Raja mendapat apresiasi dari Raja karena apa yang dinasetkan benar.
Cerita tersebut diatas menunjukkan bahwa sifat hasad atau dengki memang betul-betul dapat menjadi malapetaka bencana bagi orang yang memiliki sifat dengki.muga kita terhindar dari penyakit hati.
*aw/ pjmi/ ab/ nf/ 140125
KOMENTAR TERBARU