ARAHBANUA.COM
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag
Menurut Sayyid Bakri, umat Islam tidak boleh terkecoh untuk mudah meninggalkan syariat atas nama hakikat atau ma’rifat.
والمعنى أن الطريقة والحقيقة كلاهما متوقف على الشريعة فلا يستقيمان ولا يحصلان إلا بها فالمؤمن وإن علت درجته وارتفعت منزلته وصار من جملة الأولياء لا تسقط عنه العبادات المفروضة في القرآن والسنة
Maknanya, tarekat dan hakikat bergantung pada (pengamalan) syariat. Keduanya takkan tegak dan hasil tanpa syariat. Sekalipun derajat dan kedudukan seseorang sudah mencapai level yang sangat tinggi dan ia termasuk salah satu wali Allah, ibadah yang wajib sebagaimana diamanahkan dalam Al-Qur’an dan sunnah tidak gugur darinya,” (Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya.)
Hidup ini adalah perjalanan dalam meraih ridha Allah. Agar ketakwaan, juga ikhtiar penjauhan dari hawa nafsu terus terjaga dengan mudah, maka manusia pejalan memerlukan metode-metode suluk (perjalanan).
Jalan menuju Allah agar manusia berbahagia di akhirat itu ada tiga jenis, dimulai dengan syariat, kemudian tarekat, dan buahnya, yaitu hakikat. Ketiganya saling terkait dan tidak boleh dipisahkan salah satu di antara ketiganya.
Mengapa demikian? Karena pertama hakikat tanpa syariat itu batal, dan dua syariat tanpa hakikat itu kosong.
Misal penyimpangan pertama, seumpama seseorang yang enggan shalat dengan alasan bahwa ia tak lagi membutuhkan shalat karena sudah merasa dalam taraf hakikat. Ia mengatakan, Sesungguhnya seorang yang berbahagia itu adalah siapa yang ditakdirkan menjadi orang yang berbahagia sejak zaman azali. Jika memang saya sebagai orang yang bahagia, maka pasti saya akan masuk surga, walaupun saya tidak mendirikan shalat. Dan seandainya ditakdirkan celaka, toh saya akan tetap masuk neraka, walaupun saya shalat.
Misal penyimpangan kedua adalah seseorang yang amal ibadahnya karena semata-mata ingin masuk surga. Karena itulah ia mengatakan, “Kalau bukan karena amal ibadahku, tentu aku tak akan bisa masuk surga.
Ini adalah kategori syariat yang kosong. Karena seolah syariat itu seperti tidak ada (wujuduha ka’adamiha). Padahal manusia masuk surga itu bukan karena amal ibadahnya, melainkan karena mendapatkan anugerah Allah Ta’ala.
Syariat adalah perintah-perintah Allah, dan larangan-larangan-Nya. Thariqah adalah perjalanan dan aplikasi syariat. Sedangkan hakikat adalah melihat dengan dimensi dalam.
إن الطريق شريعة وطريقة* وحقيقة
فاسمع لها ما مثلا
Sumber: Kitab Hidayatul Adzkiya.
والله اعلم
*aw/pjmi/ ab
KOMENTAR TERBARU