17 Januari 2025
images (6)

ARAHBANUA.COM

 

 

Saudaraku,
Seandainya saja setiap kita tahu bahwa kita tidak memiliki apa-apa di dunia, maka kita tidak akan pernah sombong…

Seandainya saja kita tahu bahwa apa-apa yang dianggap milik adalah hanya sebuah titipan, maka kita akan sadar diri. Ingat, segala hal yang kita punya saat ini hanyalah titipan Allah Azza wa Jalla, pasti, cepat atau lambat kita akan berpisah dengannya. Maka cintailah segala hal yang ada pada hidup kita karena Allah Azza wa Jalla. Sehingga, bila ketetapan-Nya datang, kita tak akan menolak dan terus meratap. Melainkan, bersedih sekadarnya dalam sebuah penerimaan. Karena kita yakin, tidak ada ketentuan terbaik selain takdir yang Allah Azza wa Jalla berikan…

Al-Qur’an telah menjelaskan bahwasannya seluruh alam beserta isinya ini adalah milik Allah Azza wa Jalla, sebagaimana firman-Nya,

أَلا إِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ أَلا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ

”Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.”

(QS. Yunus: 55)

Semua yang kita miliki, baik harta benda, jabatan, gelar akademik hingga keluarga, baik pasangan dan anak-anak yang kita kasihi adalah titipan Allah Azza wa Jalla. Suatu saat entah kapan, bagaimana dan di mana, semua itu akan kembali kepada Allah Azza wa Jalla, begitupun diri kita sendiri…

Saudaraku,
Sadarkah bagaimana jika semua yang kita miliki hilang semuanya saat ini juga? Apa yang akan kita lakukan jika semua yang ada dalam genggaman kita lepas tanpa pernah kita duga? Sering kita lupa akan hal itu. Akibatnya kita sombong, merasa yang paling kuat, paling kuasa dan berbuat sewenang-wenang, merasa bisa menghadapi segalanya. Merasa tak butuh bantuan dari-Nya. Padahal di dunia ini, kita tak pernah memiliki apa-apa untuk selamanya. Betapa diri ini seringkali sombong terhadap hal-hal yang sebenarnya sangat tak layak untuk disombongkan. Betapa sering diri ini lupa diri membangga-banggakan sesuatu yang seharusnya lebih baik disyukuri bukan dipamer-pamerkan. Dan seringkali diri ini lupa bahwa semuanya hanyalah titipan dari-Nya…

Saudaraku,
Pada hakikatnya, manusia dikaruniai oleh Allah Azza wa Jalla harta dan tahta adalah sebagai titipan dan amanah yang harus dipergunakan sebagaimana mestinya. Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya,

آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”

(QS. Al-Hadid: 7)

Harta merupakan perhiasan dunia yang Allah Azza wa Jalla jadikan sebagai salah satu ujian keimanan atau cobaan bagi manusia, sebagaimana firman-Nya,

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا

”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

(QS. Al-Kahfi: 46)

Saudaraku,
Hidup ini bukan kita yang punya. Harta, kehidupan, dan nyawa, semua itu adalah titipan. Tak pernah ada yang benar-benar kekal. Tak pernah ada yang bisa kita genggam untuk selamanya. Bahkan napas yang kita miliki ini pun suatu saat akan diambil lagi oleh-Nya. Kerasnya hati membuat kita jadi seseorang yang begitu sombong. Tak ada lagi waktu untuk bersujud dan berdoa dengan sungguh-sungguh pada-Nya. Diri kita jadi bebal tak lagi pandai mensyukuri setiap rezeki dan nikmat yang diberikan-Nya…

Saudaraku,
Allah Azza wa Jalla telah menciptakan manusia dalam tabiat cinta terhadap harta. Akan tetapi, Allah Azza wa Jalla mencela pada orang yang berlebihan mencintai harta hingga menyebabkan dirinya menjadi seorang yang bakhil, sombong, dan lupa terhadap Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla telah berfirman mengenai hal tersebut,

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

”Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.”

(QS. Al-Fajr: 20)

إِنَّ الإنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ * وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ * وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

”Dan sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”

(QS. Al-‘Aadiyaat: 6-8)

كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى * أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى

”Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena melihat dirinya serba cukup”

(QS. Al-‘Alaq: 6-7)

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الأرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

”Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi. Tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”

(QS. Asy-Syuura: 27)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”

(QS. Al-Munafiquun: 9)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjaga setiap amanah titipan dari Allah Azza wa Jalla dengan sebaik-baiknya untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

 

*eD/ pjmi/ ab

Loading

redaksi