ARAHBANUA.COM
Oleh: Dr. Arizqi Ihsan Pratama
(Penulis, Dosen Universitas Darunnajah)
Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, telah memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan intelektualitas bangsa selama berabad-abad. Dalam menghadapi tantangan global dan perkembangan zaman, pesantren terus beradaptasi dan berkembang, menjadi pilar penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
Pesantren telah ada di Nusantara sejak abad ke-16, jauh sebelum sistem pendidikan formal diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda[1]. Awalnya, pesantren berfokus pada pengajaran ilmu-ilmu agama Islam, namun seiring waktu, kurikulumnya berkembang untuk mencakup berbagai bidang keilmuan.
Pada masa perjuangan kemerdekaan, pesantren menjadi basis perlawanan terhadap penjajah, membuktikan perannya yang tidak hanya terbatas pada pendidikan agama, tetapi juga dalam membentuk jiwa nasionalisme[2]. Pasca kemerdekaan, pesantren terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman, tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi pendidikannya.
Salah satu keunggulan utama pesantren adalah kemampuannya dalam membentuk karakter dan akhlak mulia para santrinya. Melalui sistem pendidikan yang integratif, pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat[3].
Beberapa aspek pembentukan karakter yang ditekankan di pesantren meliputi: kedisiplinan dan kemandirian, gotong royong dan kepedulian sosial, toleransi, sikap inklusif dan kepemimpinan dan tanggung jawab. Aspek-aspek ini sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global dan membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
Untuk tetap relevan dan mampu menjawab tantangan zaman, banyak pesantren telah melakukan inovasi dan modernisasi, antara lain dengan integrasi kurikulum nasional dan internasional, pengembangan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi, penguatan program kewirausahaan, keterampilan atau kecakapan hidup dan peningkatan kualitas pengajar dan fasilitas pendidikan.
Modernisasi ini tidak menghilangkan esensi dan nilai-nilai luhur pesantren, tetapi justru memperkuat perannya dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi era globalisasi[4].
Pesantren memiliki potensi besar dalam berkontribusi terhadap pembangunan masa depan bangsa Indonesia. Beberapa aspek kontribusi pesantren diantaranya dengan mencetak pemimpin yang berintegritas dan berkarakter kuat, mengembangkan ekonomi berbasis syariah dan kewirausahaan sosial, mempromosikan perdamaian dan toleransi di tengah keberagaman serta menjaga dan mengembangkan khazanah keilmuan Islam.
Dengan kekuatan ini, pesantren dapat menjadi salah satu ujung tombak dalam membangun Indonesia yang maju, berkeadilan, dan berperadaban tinggi[5].
Pesantren, dengan sejarah panjang dan perannya yang signifikan dalam membentuk karakter bangsa, memiliki posisi strategis dalam mempersiapkan generasi muda untuk membangun masa depan Indonesia. Melalui inovasi dan adaptasi yang terus-menerus, pesantren dapat terus berkontribusi dalam menghasilkan generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan spiritual yang kuat.
Untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, dalam mengembangkan dan memperkuat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing global.
[1]Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. LP3ES.
[2]Bizawie, Z. M. (2014). Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad: Garda Depan Menegakkan Indonesia (1945-1949). Pustaka Compass.
[3]Mas’ud, A. (2019). Dinamika Pesantren dan Madrasah. Pustaka Pelajar.
[4]Azra, A. (2012). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III. Kencana Prenada Media Group.
[5]Wahid, A. (2010). Menggerakkan Tradisi: Esai-esai Pesantren. LKiS.
KOMENTAR TERBARU