5 November 2024
IMG-20220530-WA0007

Arahbanua.com, Banjar – Virus PMK atau yang biasa disebut penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak sudah menyebar di Indonesia. Lantas, hal ini tidak dapat dipandang sepele oleh pemerintah terutama untuk Kalsel.

Apalagi sekarang menjelang memperingati hari raya qurban atau Idul Adha bagi umat muslim, yang notabene biasa melaksanakan ibadahnya dengan berqurban hewan ternak.

Untuk itu Dinas Pertanian Kabupaten Banjar melalui Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet terjun langsung ke peternakan untuk pengecekan kesehatan ternak dari virus PMK, Senin (30/5/2022).

Dikatakan Staf Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Rafli, pihaknya berkeliling untuk memastikan kesehatan hewan ternak dan menginventaris jumlah pengepul sapi.

“Saat ini untuk masuknya sapi dari luar tergantung karantina, apakah boleh masuk atau tidak setelah dilakukan pengecekan,” ujarnya.

Sementara, dr. Irina menambahkan, hingga saat ini laporan masuknya wabah PMK dan virus Hendra di Kabupaten Banjar tidak didapati kasus.

“Untuk sampai saat ini virus PMK ini masih bebas tidak ada kasus dan untuk virus Hendra ini kan dampak nya dari kuda. Karena untuk daerah ini peternakan kuda ini belum begitu banyak, jadi belum ada laporan tentang adanya virus Hendra (Henipavirus),” terang dr. Irina Staff kesehatan hewan.

Pihak peternakan pun mengaku untuk tahun ini kebutuhan ternak tidak menutupi seperti tahun kemarin.

Salah satu peternak, Dedi merasa, dengan adanya virus PMK ini menyulitkan memenuhi kebutuhan untuk memesan sapi dari pulau Kalimantan.

“Untuk Pesan sapi qurban tidak menutupi. Saat ini untuk kebutuhan masih dari tahun kemarin, karena sapi di luar tidak bisa masuk. Harus melewati tahapan karantina. Dan setiap wilayah ada karantina, dari karantina tersebut sapi itu boleh atau tidak boleh keluar,” jelasnya.

Sehingga, dia menilai, apa yang terjadi sekarang membuat pasokan kebutuhan menjelang Idul Adha berkurang.

“Saat ini sulit. Stoknya jadi berkurang dari sebelum-sebelumnya,” pungkasnya. (AR/FRM)

Loading

redaksi