
ARAHBANUA.COM
Perayaan hari Waisak yang jatuh pada hari Senin, 12 Mei 2025 membuat akhir pekan ini menjadi libur panjang. Ironisnya, tingkat okupansi hotel dan restoran di Yogyakarta yang semestinya ramai menyambut momentum tersebut, justru turun hingga 20%.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan efisiensi bagi pemerintah pusat dan daerah. Menurutnya, kebijakan tersebut berimbas pada penurunan okupansi hotel dan restoran, bahkan pada momen liburan.
Tahun lalu liburan Waisak itu bisa mencapai okupansi 80 hingga 90%, Inpres no.1 Tahun 2025 ini menyebabkan perputaran ekonomi di masyarakat khususnya di DIY tidak berjalan dengan baik, karena itu daya beli masyarakat sangat turun,” kata Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo
Dampak penurunan okupansi tersebut berimbas pula dengan operasional hotel sertac restoran tercatat sebanyak 5 ribuan karyawan bahkan lebih terpaksa dirumahkan.
PHRI DIY memandang perlu pwmerintah meninjau kembali Inpres Nomor 1 Tahun 2025 adalah instruksi presiden yang mengatur tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025. Instruksi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dan fokus pada program-program prioritas.
Implementasi Inpres ini diharapkan dapat menekan inflasi, menjaga stabilitas ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program-program sosial dan infrastruktur. (Ridar/*)
KOMENTAR TERBARU