25 April 2025
Eggi S

ARAHBANUA.COM

 

 

Ada istilah “Ahlul Baith” yang belum banyak difahami oleh umat Islam. Secara bahasa, dapat berarti “Tuan Rumah”.

Namun, secara Hakikat “Ahlul Baith” berarti “Orang yang diberi kemampuan memahami kandungan ayat-ayat Al-qur’an, dan menjadikannya Pedoman dalam menjalani Kehidupan.”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَا خْتِلَا فِ الَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ لَاٰ يٰتٍ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 190)

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا  ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 191).

Bahwa ulil Albab tidaklah atau bukan claim dari para intelektual semata tapi juga boleh siapa saja manusianya asalkan berkemampuan berfikirnya secara Ilmiah, OST (Obyektif, Sistematis, Toleran) dan JUBEDIL (Jujur, Benar, Adil) yaitu berjiwa intelektualnya ,  .

Karena banyak Prof., Dr. juga para Jendral baik dari TNI dan POLRI yang cara berfikirnya kebalikkan dari yang bersifat OST dan tidak berjiwa intelektual JUBEDIL, jadi mikirnya tidak ilmiah dan jiwanya bersifat MUNAFIK, MUSYRIK, dan ZALIM-FASIQ, sehingga mereka itu bukanlah ULIL ALBAB atau tidak pantas disebut manusia, pantas disebut Bahlum Adol (hewan ternak), lihat Qur’an Surat Al Araf [7] ayat 179 : Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اٰذَا نٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا ۗ اُولٰٓئِكَ كَا لْاَ نْعَا مِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

“Dan sungguh, akan kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 179) .

Bahwa untuk itulah manusia diingatkan agar segera bertaubat kepada ALLAH SUBHANNAHU WA TA’ALA, yaitu : KEMBALILAH KEPADA ALLAH.

Orang yang bertaubat itu berada
di antara harapan dan ketakutan…
di antara kebahagiaan dan kesengsaraan…
di antara keselamatan dan kehancuran…

Jika melihat api yang berkobar, gemetarlah ia karena takut dicampakkan ke dalam Neraka…
Jika petir menyambar, terguncanglah hatinya karena takut kepada Allah Ta’ala…

Saudaraku, jangan melihat kepada kecilnya dosa, tapi lihatlah keagungan Allah Ta’ala yang engkau telah bermaksiat kepada-Nya.

Jangan lebih merasa takut kepada manusia dibandingkan takut kepada Allah…
Jangan lebih merasa malu di mata manusia dibandingkan malu di mata Allah…
Jangan lebih berharap kepada manusia dibandingkan berharap kepada Allah…

Lisan terpelihara, tapi hati selalu berdosa.
Lisan selalu memuji Allah, namun hati selalu berpaling dan menjauh dari-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ يٰعِبَا دِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)

فَفِرُّوْۤا اِلَى اللّٰهِ ۗ اِنِّيْ لَـكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ

“Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.”
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 50)

Betapa agung dan sayangnya Allah.
Dia membiarkan hamba-Nya melakukan dosa dan kesalahan, sedangkan Dia melihat.
Dia memberi kesempatan hamba-Nya taubat, dan tetap memberinya nikmat dan rahmat.

Bahwa kemudian setelah kesadaran akan kembali kepada ALLAH, maka sudikiranya lakukan hal sebagai berikut :

* T A K W A *

Mengapa Allah mengatakan bahwa “Manusia terbaik adalah yang paling ber-TAKWA?”

Orang ber-“Takwa” adalah “Mereka yang terus menerus sadar, bahwa mereka hanyalah utusan Tuhan yang membawa misi kemanusiaan”.

Mereka lebih mengedepankan kebaikan bagi orang lain, tidak egois. Dan, tidak berharap balasan atas seluruh kebaikan yang dilakukan, kecuali dari Allah..

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَا لْمَلٰٓئِکَةِ وَا لْكِتٰبِ وَا لنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰ تَى الْمَا لَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَا لْمَسٰكِيْنَ وَا بْنَ السَّبِيْلِ ۙ وَا لسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَا بِ ۚ وَاَ قَا مَ الصَّلٰوةَ وَاٰ تَى الزَّکٰوةَ ۚ وَا لْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا ۚ وَا لصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ ۗ اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (q, peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 177)

اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِـوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَآءً وَّلَا شُكُوْرًا

“(sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.”
( QS. Al-Insan 76: Ayat 9 ).

Bahwa perangkat utama untuk dapat bertaqwa penuh kepada ALLAH SUBHANNAHU WA TA’ALA, kiranya sangat wajib diperhatikan RENTANG WAKTU HIDUP KITA, yaitu sebagai berikut : PENTINGNYA MENJAGA WAKTU

”Sesungguhnya dunia ini semuanya akan berlalu, segala sesuatu yang ada di dalamnya merupakan pelajaran yang berharga. Demikian juga kalau kita perhatikan bulan demi bulan, engkau dapati seorang insan memandang kalau bulan depan masih lama datangnya. Demikian juga umur, umur seorang insan.

Engkau dapati ia memandang kamatian itu masih lama datangnya, ia masih memiliki angan-angan, tiba-tiba tali angan-angannya telah terputus, maka sungguh telah terluput darinya segala sesuatu. Engkau dapati ia telah dipikul orang lain di atas keranda mayat, lalu ia pun dikuburkan dalam tanah.

Lalu ia berfikir, ‘kapankah terjadinya keadaanku ini..? kapankah saya sampai pada keadaan ini..?

Dan tiba-tiba ia telah sampai kepada (ajal)nya, seolah-olah tidaklah ia hidup di dunia ini kecuali baru sore tadi atau waktu dhuha-nya.

Apakah kita sudah mendekatkan diri kita kepada Allah dengan suatu ibadah..? ataukah kita tetap di tempat-tempat kita..?

BES memohon kepada ALLAAH SUBHANNAHU WA TA ALA untuk diriku dan kalian SEMUA (MUKMININ DAN MUKMINAT) husnul khotimah dan wafat dalam keadaan syahid …..Aamiin .

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قٰلَ اِنْ لَّبِثْـتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا لَّوْ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Dia (Allah) berfirman, “Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.””
(QS. Al-Mu’minun 23: Ayat 114)

نُمَتّـِعُهُمْ قَلِيْلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ اِلٰى عَذَا بٍ غَلِيْظٍ

“Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam azab yang keras.”
(QS. Luqman 31: Ayat 24)

كَاَ نَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْۤا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰٮهَا

“Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.”
(QS. An-Nazi’at 79: Ayat 46).

Bahwa pentingnya PERSEPSI, KESADARAN dan PENTAATAN Kita hanyalah/ ONLY FOR ALLAH SUBHANNAHU WA TA’ALA serta ikuti SUNNAH RASULLULOH MUHAMMAD SAW.

Salam Taziem, BES.

 

Mutiara Jumat 4 April 2025, kali ini sumber tulisan BES dikutip dari beberapa tulisan yang disampaikan oleh Adinda Milang, adik kandung dari Alm Daya Berdoa, dulu sahabat BES dengan Alm. Hardi Kusnan mantan Bendum PB HMI, periode Alm. Harry Azar Aziz. Dalam beberapa tulisannya dari Dinda Milang kiranya patut untuk disampaikan lagi dalam kesempatan BES buat tulisan Mutiara Jumat-nya tapi tentu BES edit dengan formulasi agar terkesan logis dan nyaman dibacanya jadi bukan jiplak

 

 

*bes/ jnn/ wi/ bnj-nf/ 040425

Loading

redaksi