
ARAHBANUA.COM
DR.H.M.Suaidi,M.Ag.
Nabi mengkawatirkan suatu zaman nanti Islam tinggal nama begitu pula tentang keberadaan al quran dan masjid.
يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لا يَبْقَى مِنَ الإِسْلامِ إِلا اسْمُهُ , وَلا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلا رَسْمُهُ , مَسَاجِدُهُمْ يَوْمَئِذٍ عَامِرَةٌ , وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى , عُلَمَاؤُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ , مِنْ عِنْدِهِمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُ وَفِيهِمْ تَعُودُ
Abu Hurairah berkata Nabi bersabda :
dikhawatirkan suatu saat nanti Islam tinggal nama,sl Qur’an tinggal tulisan,masjid penuh sesak dengan kaum muslimin tetapi jarang yang mendapat petunjuk ulama ulama nya termasuk orang orang yang jahat diatas bumi ini ,karena dari mereka timbul beberapa fitnah dan hanya kepada mereka yang dapat menyelesaikannya fitnah itu [HR. Attobroni]
Pertama Islama tinggal nama.
من الاسلام الا اسمه
Banyak orang mengaku Islam tapi tidak menjadikan syadatain sebagai pondasi Sholat sebagai Tiang, zakat sebagai dinding , ibadah puasa sebagai sirkulasi ibadah haji sebagai atap.
Kedua, al Qur’an tinggal tulisan saja.
ولا يبقى من القران الا رسمه
Al-Quran ada tinggal tulisannya saja. Maksudnya Al-Quran dicetak sebanyak mungkin dan dibagikan kepada masyarakat, akan tetapi jarang sekali dibaca apalagi dipahami maksud kandungan ayatnya. Al-Quran hanya sebagai hiasan belaka.ada karena memang tidak bisa baca atau bisa baca tapi malas membaca,tidak ada komitmen,disini pentingnya sedini mungkin belajar baca tulis al qur’an (BTQ) menjadi pembiasaan di sekolah terutama tingkat sekolah dasar.atau belajar di madrasah diniah.meliputi pengetahuan memahami harakat dan hukum bacaan (tajuwid) ketrampilan membiasakan membaca dan menulis. dan Sikap memiliki komitmen yang tinggi.
Hal itu bisa dilalui :
1. Al ikhtiyarul Syeikh al mutqin. Memilih guru yang mengukuhkan bacaan,mahir atau kuat bacaannya.
2. Memilih mushaf yang bagus dengan tanda baca yang bagus.
3. Ikhtiyaru sidiq ,memilih teman yang baik.
4. Ikhtiarul makan memilih tempat yang baik yang tenang yang jauh dari keramaian dan jauh dari tempat hiburan.dan sebaik baik tempat masjid.
5. Ikhtiyarul zaman. Memilih waktu. Waktu fajar,sebelum fajar dan muntasiful lail.
6. Ikhtiyarul makul wal masyrub ,memilih makanan dan minuman .misal ibnu hajar al asqolani memilih air zam zam sambil berdoa, agar cepat bisa hapal hadis.
7. Berdoa
يشرالله القران علي تلاوته وقرب لي كل بعيد.
Ketiga , Masjid penuh sesak tapi jarang dapat hidayah.
مساجدهم يومئذ عامرة وهي خراب من الهدى
masjid penuh sesak dibangun megah tapi tidak memberikan ketenangan. Hal ini lantaran banyak masjid yang digunakan untuk orasi politik dan saling caci maki.padahal lazimnya Masjid adalah tempat besujud,mangagungkan Allah mengesakan Allah dan menyatukan umat.
Keempat. munculnya Ulama ulama jahat yang hanya panadai menaburkan fitnah.
علماؤهم شر من تحت اديم السماء من عندهم تخرج الفتنة وفيهم تعود
banyak ulama dan tokoh agama yang tidak memberikan ketenangan di dalam masyarakat. Para ulama ini justru sering menimbulkan fitnah, keributan dan kegaduhan di masyarakat.padahal ulama adalah hamba Allah yang lazimnya takut kepada Allah.sehingga dalam diri ulama pandai memberi contoh (uswah) dan sanggup dijadikan contoh.(Qudwah).
*aw/pjmi/ ab/ nf/ 150225
KOMENTAR TERBARU