
ARAHBANUA.COM
JOGJAKARTA, Ojek online (Ojol) baru inisiasi Muhammadiyah Zendo tidak akan menerapkan biaya layanan (admin fee) untuk pemesanan makanan maupun antarjemput. Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu) Ghufron Mustaqim.
Apabila dibandingkan dengan penyedia jasa ojol lainnya di Indonesia yang bisa menerapkan biaya layanan hingga 30 persen, pihaknya memastikan memberikan harga terbaik bagi pelanggan dan pendapatan yang lebih adil bagi para mitra ojek yang terdaftar.
Kehadiran ojek online di Jogjakarta mendapat tanggapan beragam dari warga pengguna jasa yang satu ini yang diharapkan dapat memberikan jasa dan pelayanan terbaik dengan tetap menjaga persaingan yang sehat.
“Saya sudah mendengar kehadiran Zendo di Jogjakarta. Biasanya usaha yang serupa seperti yang saya geluti ini ditandai dengan pembagian jaket dan juga helm,” kata Ghofar (52) Sabtu (11/1).
Ghofar bekerja sebagai penjual jasa serupa dengan Ojol Zendo yang mengakui sejak tahun 2016 selepas pensiun di Bandung.
“Saya kerja sejak tahun 2016 selepas pensiun di Bandung dan pindah ke Jogjakarta. Akun saya saja masih menggunakan akun kota Bandung,” katanya ramah kepada PJMI.
Dia menyambut baik kehadiran Zendo di Jogjakarta yang menurutnya yang masih memberikan peluang cerah kedepannya. “Zendo sudah beberapa hari ini saya kalau di kota Jogja ada satu lagi usaha serupa namanya Jogjakarta,” katanya mengakhiri keterangan singkat seraya melajukan motornya pergi.
Lain lagi hal yang disampaikan Ibu Sri seorang pedagang asal Grabag Kota Magelang. Yang mengakui acap sekali memanfaat jasa ojek online namun pada saat saat tertentu.
“Saya biasa naik ojek mas tapi nggak bisa menggunakan aplikasinya. Bila perlu ojek tinggal telpon anak di rumah yang punya aplikasinya,” kata Ibu Sri yang biasa dipanggil Sri Bunga. Nama itu melekat karena sejak remaja dia sudah jualan bunga.
Apa yang disampaikan Ibu Sri Bunga tentang keterbatasannya menggunakan aplikasi ojol mungkin saja dapat menjadi masukan bagi perusahaan serupa (ojek online) mengatasi keterbatasan iptek digitalisasi yang maju demikian pesat saat ini.
Ternyata kalangan keluarga Muhammadiyah di Jogjakarta ikut andil dalam upaya memasarkan ojek online Zendo yang nota bene milik keluarga besar Muhammadiyah itu.
“Dalam pertemuan rutin trah keluarga besar diselipkan Zendo yang merupakan usaha milik Muhammadiyah. Sejak itu kami mengetahui tentang Zendo,” kata ibu Hajah Nurhasanah.
Keluarga besar trah Bani Kasanpuro yang diketuai Bapak Syukri Fadholi salah seorang sesepuh Pergerakan Muhamadiyah di Jogjakarta. Dalam menjalin tali silaturahmi keluarga besar ini secara rutin mengadakan kegiatan pengajian setiap bulannya dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. (Ridar).
KOMENTAR TERBARU