ARAHBANUA.COM
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag:
قال تعالى : الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ألا بذكر اللَّه تطمئن القلوب (الرعد : ٢٨ )
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Zikir kepada Allah SWT memiliki tiga kategori. Pertama, zikir asma-Nya. Kedua, zikir sifat-Nya. Ketiga, zikir zat-Nya. Setiap muslim yang berzikir, tidak akan terlepas dari tiga kategori zikir itu.
Bahwa zikir asma Allah dilakukan berada pada tahap mencari ketenangan kepada Allah SWT.
Mengingat suatu peristiwa melalui asma-Nya. mengingat Allah sebagai pemberi rezeki, pencipta, penolong, penjaga, pembuka, pengampun, pemberi kehidupan, penentu kematian, dan asma-Nya yang lain. Namun, mereka hanya mengingat Allah sejauh momentum terkait makna asma-Allah.
Sedangkan zikir sifat-Nya dilakukan karena mencintai Allah. Dengan zikir itu, mereka melihat Allah sebagai penguasa mutlak, yang berkehendak, yang melihat, yang mendengar, yang hidup, dan yang berkata-kata.
Berzikir sifat-Nya, selalu merasakan kehadiran Allah dalam setiap waktu. Mereka menilai, sebentar saja kerja sifat Allah terhenti maka alam semesta mengalami kehancuran. Karena, Allah melalui sifat-Nya selalu memiliki keterhubungan atas segala kejadian alam semesta tanpa terfragmentasi dalam momen-momen tertentu.
Berzikir zat Allah mengabaikan segala kaitan alam semesta dengan-Nya. Mereka hanya mengingat zat-Nya semata tanpa ada pamrih lahir maupun batin. Mereka mengingat murni zat Allah tanpa mengaitkan asma dan sifat-Nya.
Seorang muslim boleh mengingat Allah dengan zikir asma dan sifat-Nya dengan durasi panjang. Mereka bebas berdoa, meminta rezeki, dan ampunan sebanyak-banyaknya. Tetapi, mereka harus meluangkan satu waktu meski sebentar dalam sehari, melakukan zikir zat-Nya. Karena, makhluk paling beruntung adalah mereka yang melakukan zikir zat tanpa kaitan apapun.
والله اعلم
*aw/ pjmi/ ab
KOMENTAR TERBARU