ARAHBANUA.COM
oleh OVAMIR ANJUM
diterjemahkan bebas oleh Reza Nasrullah Jurnalis Arah Banua
Bagian 2 : Teologi Politik dan Islam
Berbicara tentang teologi politik Islam harus diawali dari definisi praktis apa itu “teologi politik”. Pada salah satu versi yang umum dipakai, apa yang membedakan teologi politik dari berbagai jenis teologi lainnya adalah upaya pemikiran yang gamblang untuk menghubungkan politik dengan Tuhan. Jadi, teologi politik dapat dimaknai sebagai: (a) sejenis teologi yang membahas subyek-subyek politik, atau (b) pemikiran politik yang membahas hal-hal ketuhanan. Kedua makna di atas tidak mudah dipisahkan, artinya saling melengkapi. Namun ada makna ketiga yang lebih cenderung dianut oleh bangsa-bangsa Eropa yaitu (c) politik dan ketuhanan adalah satu konsep.
Makna ketiga ini justru agak asing bagi dunia muslim, karena dia memastikan wajibnya sekularisasi dalam politik. Artinya hal-hal ketuhanan tidak boleh dilibatkan dalam urusan politik.
Adapun Islam mengajarkan inti teologi politik adalah kedaulatan atau pengadilan tertinggi bagi alam semesta maupun ranah hukum antar manusia adalah milik ALLAH SUBHAANAHU WA TA’ALAA .
BAGAIMANA CARA KERJA KEDAULATAN INI? Dengan mengacu kepada sejarah hidup rasulullah SAW, maka beliau memerintah negara berdasarkan pemberlakuan hukum Islam yang sempurna baik untuk kaum muslimin maupun non-muslim.
Namun setelah beliau wafat maka terjadilah perdebatan siapa yang berhak menggantikan beliau? Ada tiga jenis jawaban, sebagaimana diuraikan pada tulisan 1 sebelumnya. Dan ketiga jawaban tersebut terus berlanjut perdebatannya sampai sekarang.
(bersambung)
KOMENTAR TERBARU