ARAHBANUA.COM
Oleh: Noorhalis Majid Ambin Demokrasi
Politik jangan dibuat menakutkan, agar anak muda tertarik. Terserah partainya apa, yang penting anak muda harus mewarnai dinamika partai politik serta perpolitikan itu sendiri, kata Ganjar Pranowo di hadapan anak-anak muda, di Rumah Alam Sungai Andai (28/7/2024).
Politik itu keseharian kita semua. Soal Munir Shadikin yang mengeluhkan ketiadaan lembaga pendidikan tinggi di bidang perfilman, itu adalah politik. Soal Echa yang menyuarakan mahalnya harga-harga bahan baku untuk produksi sasirangan, itu juga politik. Apalagi akses masyarakat adat terhadap pendidikan dan kesehatan sebagaimana disampaikan Rubi ketua AMAN Kalsel, jelas sekali itu politik.
Semua persoalan tersebut bisa diselesaikan melalui politik, dengan cara membuat regulasi dan kebijakan, menyediakan anggaran yang cukup dan berpihak pada isu-isu yang dirasakan masyarakat, memfasilitasi, mempermudah jalur birokrasi agar mudah dan cepat. Kalau anak muda terlibat politik, maka semua itu dapat diperjuangkan melalui jalur tersebut, urai Ganjar Pranowo.
Belajar dari dialog anak muda bersama Ganjar Pranowo di Rumah Alam, tersirat betapa pentingnya mengemas percakapan politik dengan bahasa yang tidak menakutkan. Nampaknya, selama ini narasi terkait politik begitu jahat, kasar, buruk, khianat, licik, korup. Sehingga anak muda malas mendengarkannya, mendekat saja enggan, apalagi peduli. Sehingga lupa bahwa politik itu sebenarnya keseharian kita semua.
Kalau politik tidak memperbincangkan soal-soal keseharian seperti apa yang sudah dikeluhkan Munir Shadikin, Echa, Rubi dan anak muda lainnya. Termasuk tidak mempersoalkan kebijakan tarif IPAL yang tanpa pamit mengambil uang warga, tarif parkir yang mahalnya mencekik dan berdampak pada UMKM, sarana dan prasarana olahraga bagi anak mudah yang begitu minim, dan berbagai persoalan keseharian lain, maka politik sama sekali tidak penting.
Bila politik mempercakapkan soal-soal keseharian yang dibutuhkan, pasti tidak menakutkan. (nm)
KOMENTAR TERBARU