16 Februari 2025
NOORHALIS MAJID ArahBanua (1)

ARAHBANUA.COM

 

Oleh: Noorhalis Majid  
Ambin Demokrasi

 

Tema dan berita salah satu media online itu sangatlah berani dan layak diapresiasi, dia menulis “skandal dagang suara ketua KPU Banjarbaru”. Tersirat seperti tidak perlu lagi ditutupi, bahwa penyelenggara pada Pemilu yang lalu, sudah berdagang suara. Satu dugaan merontokkan integritas dan sangat menyedihkan. Kalau suara yang sudah terakumulasi dalam bentuk angka bisa diperdagangkan, untuk apa kita Pemilu?

Jangan-jangan ini puncak gunung es? Kalau semuanya berani sumpah pocong, satu istilah yang sering digunakan dalam menguji kejujuran, jangan-jangan bukan hanya ketua KPU Banjarbaru. Jangan-jangan KPU lainnya juga demikian, bahkan jenjang di atasnya juga demikian?.

Pikiran liar tersebut tak terhindarkan muncul, karena tidak mungkin melakukan kecurangan tanpa melibatkan yang lain. Itulah yang sebut tersrtuktur, sistematis dan masif.

Tapi siapa yang berwenang menetapkan terstruktur, sistematis dan masif tersebut? Tentu saja aparat penegak hukum melalui proses hukum yang harus diusutnya. Apabila penegak hukum tidak memprosesnya, bahkan menurut berita tersebut “kompak menutup rapat detail kasusnya” maka sampai kapan pun tidak pernah ada terstruktur, sistematis dan masif itu, walau semua merasakan nyata terjadi.

Dalam konteks demokrasi, mengungkit masalah ini bukan soal siapa yang menang dan siapa yang harus dikalahkan. Tapi tentang, apakah kita masih percaya dengan sistem yang sekarang digunakan?. Sebab sistem yang katanya baik ini, nyatanya sudah dibajak sedemikian rupa, membuatnya menjadi buruk rupa.

Bila penyelenggara sebagai satu instrument yang sangat penting dalam menjaga sistem demokrasi, dan pada kenyataannya tidak mampu mengawal sistem tersebut, untuk apa bersusah payah Pemilu?

Menuntaskan skadal dagang suara, termasuk mengadili dan memberi sanksi pada yang menyogoknya, pastilah satu persoalan yang tidak mudah. Tapi bila dituntaskan, setidaknya ada harapan bahwa hukum dan keadilan masih ada. (nm)

Loading

redaksi