13 Maret 2025
IMG-20250213-WA0043 (1) (2)

ARAHBANUA.COM

 

Jakarta –  Mahasiswa harus selektif membaca berita di internet yang diproduksi oleh portal berita dan media sosial (medsos).

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum (Ketum) Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) Ismail Lutan pada Workshop bertema ‘Profesional jurnalistik digital & konten kreatif’ di Kampus Universita Islam As Ayafiiyah (UIA), Jatiwaringin-Pondok Gede, Jawa Barat (Jabar) pada Kamis (13/2/2025).

“Banyak berita bohong yang diframe untuk tujuan tertentu, yang tanpa sadar pembaca ikut serta menyebarkannya,” tutur Ismail Lutan yang juga Pemimpin Umum parahyangan-post.com ini.

Dengan begitu, ujar Ismail, mahasiswa harus memahami dunia jurnalistik. Jadi, mahasiswa dapat membedakan berita dan hoaks.

Hal lainnya adalah berita bermanfaat dan di-framing oleh pihak tertentu yang kepekaannya perlu diasah secara tajam.

“Selain itu mahasiswa juga  mampu menulis berita atau  konten yang  baik, yang bermanfaat bagi umat,” ucapnya.

Menjadi wartawan di era digital, ujar Ismail,  merupakan pilihan profesi yang menantang  yang tidak kalah dengan profesi lain.

Profesionalisme sangat dihormati dan dihargai semua pihak. Workshop ini terselenggara atas kerjasama PJMI dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UIA.

Pembicara lainnya yang hadir adalah Managing Partner Rumah Edukasi Digital, Setyohadi Wiratmoko, dan Kaprodi BK FKIP UIA sekaligus konten kreator dengan ratusan  ribu follower Dita Juwita M.Pd.

Workshop ini dibuka oleh Dekan FKIP UIA Dr. Misbah Fikrianto MM., M.Pd., M.Si, sekaligus sebagai keynote speech yang diikuti sambutan Penasehat PJMI Muhammad Anthony M.Si.

Misbah meminta mahasiswa jangan hanya terpaku pada bidang studi yang digelutinya. Namun, mereja harus memperkayanya dengan disiplin ilmu lain termasuk jurnalistik.

Mahasiswa harus berkolaborasi dan membangun jaringan.

Jaringan itu akan membuka peluang  meniti karir setinggi-tingginya.

“Pengayaan sakofiyah kita, pengayaan akidah kita, pengayaan ilmu kita musti banyak. Oleh karena itu mahasiswa harus meningkatkan komptensinya,” ucapnya.

“Peningkatan  kompetensi  mesti menjadi nomor satu.”

Ilmu jurnalistik, ucap Misbah,  sangat penting dipelajari oleh mahasiswa. Karena dengan mempelajarinya mahasiswa akan bisa menulis dengan baik.

Mampu mengungkapkan gagasan secara terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca.

“Menulis yang baik  dan bermanfaat bagi masyarakat adalah ibadah,” ujarnya.

Sementara itu Setyohadi Wiratmoko dan Dita Juwita memaparkan cara membuat konten dan video yang bagus dan menarik secara teknis.

Menurut mereka membuat konten atau pun video yang menarik dan bisa viral harus  memperhatikan berbagai aspek teknis.

Selain itu juga harus bisa membaca tren yang berkembang. (adm)

 

 

 

*il/ pjmi/ ab/ nf/ 130225

Loading

redaksi