
ARAHBANUA.COM
DR.H.M.Suaidi,M.Ag.
الأدب فوق العلم
Adab lebih tinggi daripada ilmu merupakan kalimat yang berasal dari pepatah Arab. Sebagaimana diketahui, adab menjadi satu hal yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam.
Menukil dari buku Berguru Adab kepada Imam yang ditulis Malik Masykur, adab diartikan sebagai kepandaian atau ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Sementara itu, ilmu dalam pandangan Islam merupakan kebutuhan untuk mengetahui kebenaran dan ditempatkan pada posisi yang tinggi.
Tetapi dalam buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati susunan Thoriq Aziz Jayana, kedudukan adab lebih tinggi dari ilmu. Namun, ilmu tetap menjadi bagian penting yang sangat diperlukan dalam kehidupan.
Pakar ilmu fikih dan hadits yang tak lain adalah Imam Malik pernah berkata, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.
Dengan beradab, maka ilmu akan lebih mudah diserap. Islam memuliakan orang-orang yang menghiasi dirinya dengan adab mulia ketimbang mereka yang berilmu. Hal ini menjadi misi kenabian Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya
إنَّما بعثتُ لأتمِّمَ مَكارِمَ الأخلاقِ
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Kenapa Adab Lebih Tinggi dari Ilmu?
Masih dari sumber yang sama, ketika manusia beradab maka segala sesuatu mudah untuk diperbaiki atau diraih. Sebab, akhlak atau adab menjadi pembatas serta memberikan arahan bagaimana kita menyikapi ilmu.
Nabi Muhammad SAW juga menegaskan
أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi no. 1162. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 284″
Meski adab lebih tinggi dari ilmu merupakan sebuah pepatah dan bukan hadits Nabi Muhammad SAW, keterkaitan adab dengan ilmu dibuktikan dalam surah Al Baqarah ayat 30-34. Allah SWT berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَٱسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ ۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّىٓ أَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
Menurut buku Faktor X yang disusun Tantomi Simamora, pada surah Al Baqarah ayat 30-34 itu terlihat jelas bahwa kecerdasan apapun yang dimiliki harus dibingkai dalam ungkapan bahwa sema yang diajarkan oleh Allah SWT dan dengan penuh pengharapan kepada Sang Khalik. Tidak mungkin ilmu bermanfaat tanpa adanya keridhaan Allah SWT, inilah adab tertinggi dari para malaikat yang terlihat pada surah Al Baqarah ayat 30-34.
Ilmu tanpa adab berujung pada kesombongan. Orang yang berupaya memahami ilmu tanpa adab akan sangat mudah untuk menyalahkan orang lain.
Menurut Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, adab lebih penting daripada ilmu. Hal ini dijelaskan dalam kitabnya, Adab Al-‘Alim Wa Al-Muta’allim.
Adab adalah sifat terpuji yang tercermin dalam sikap dan perkataan seseorang. Adab merupakan hasil dari iman, tauhid, dan syariat. Orang yang memiliki adab yang baik, biasanya juga memiliki keimanan, ketauhidan, dan kemampuan menjalankan syariat yang baik.
Sementara itu, ilmu merupakan kekuatan yang membuat Islam berkelanjutan. Ilmu juga dibutuhkan untuk menjalankan ibadah .
التوحيد يوجب الإيمان, فمن لا إيمان له لا توحيد له, والإيمان يوجب الشريعة, فمن لا شريعة له لا إيمان له ولا توحيد له, والشريعة توجب الأداب, فمن الآداب له لا شريعة له ولا إيمان له ولا توحيد له.
والله اعلم
*aw/ pjmi/ ab/ nf/ 280125
KOMENTAR TERBARU