
ARAHBANUA.COM
Innalillahi Wa’inna ilaihi rojiuun..
Indonesia khususnya aktifis, wabil khusus keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tentu sangat kehilangan Toni Ardiedo.
Berita wafatnya Bang Toni Ardie pada 29 Desember 2024 bagiku sungguh mengejutkan.
Apalagi sebelumnya Toni sempat2nya menelepon saya, cerita2 ringan hingga perhatiannya yang serius di bidang kesehatan.
Saya kenal lama dan kagum padanya, yang bersama Erlangga dkk memberi warna baru dalam.perkaderan dan aktifitas HMI.
Mewarnai komunitas HMI dengan pola fikir keislaman yang lebih dalam, berwarna dan semakin inklusif, merangkul memperbaiki diri dan lingkungan.
Diera akhir 70an itu berkembang Jilbabisasi. Para HMI wati semakin cantik dan militan berbalut jilbab, hingga kini dan menjadi budaya muslimah
Saya kenal Toni sejak mengikuti kegiatan Nasional HMI tahun 79, diera Kang Zacky Siradj dan Abdullah Hehamahua.
Semakin dekat dengan Toni saat saya Ketum.HMI Cab Medan 1981-1982 dan Ketum.Badko HMI Sumbagut (Sum.Utara dan Aceh) 1983-1985, saya mundar- mandir ke Jakarta memperjuangkan Medan jadi tuan rumah Kongres HMI tahun 1983 yang dikenal kemudian sebagai Kongres Perjuangan dengan Ketua Panlakonya Ludhy Awaluddin Thayab (mantan Ketum HMI Cab Medan 1979-1980).
Disebut sebagai Kongres Perjuangan karena “melawan argumentasi pemaksaan azas tunggal Pancasila” .
Alhamdulillah saya terpilih menjadi Ketua Komisi I Kongres yang selain menetapkan AD/ART HMI juga Rekomendasi, tmsk tentang ATP, kami ketuk palu memutuskan, bahwa “Kongres HMI menetapkan tidak menolak dan tidak menerima Azas Pancasila tetapi Menegaskan kembali sebagai Azas organisasi HMI”..
Maaf bertepatan itu hari ulang tahun saya ke-26 yaitu tanggal 25 Mei 1983.
Riuh lah alam politik Indonesia.
Beraninya HMI menolak perintah Pemerintah bahkan tidak menerima kehadiran Menpora Abdul Gafur untuk menjelaskan.
Mengapa menetapkan, tidak menolak dan tidak menerima?..
Karena ke 5 Sila Pancadila sudah tertera tegas dalam Pembukaan AD HMI hasil Kongres ke 10 HMI di Palembang tahun 1971 saat mana Bang Akbar Tandjung terpilih jadi Ketum PB HMI.
Poinnya Pancasila adalah komitmen HMI sejak kelahirannya 5 Februari 1947 yang selalu dinyatakan Pendiri HMI, Lafran Pane, Sang Nasionalis tulen.
Orang pertama yang mengucapkan selamat atas keteguhan HMI menjaga Kepancasilaannya adalah Toni Ardie dan Harry Azhar Azis yg kmdn terpilih jadi Ketum PB HMI periode 1983-1985 di Medan.
Sejak itu Perkaderan HMI makin gencar dan diminati banyak Mahasiswa/i dari berbagai kalangan, bahkan dari suku bangsa India, Arab, China, Malaysia yang kuliah di Medan dan Indonesia.
Tentu mahasiswinya cantik dan militan dengan jilbabnya.
Dalam beberapa kali telponnya sepanjang tahun 2020-2024, apalagi saat Pandemi Covid-19, Toni gelisah melihat Gerakan Nasional yang tidak bermuara pada Kemandirian dan Kualitas kesehatan.
Toni heran mengapa Pemerintah tidak menemukan seorang andalan yang kaya ilmu dan pengalaman kesehatan diantara ratusan juta orang Indonesia,
Toni sangat menggebu soal ini. Seakan Toni dgn kecerdasan dan intuisinya melihat masa depan kesehatan yang terancam justru ditangan Orang yang salah, tidak punya kompetensi.
Kegelisahannya mengajak kawan2 menuangkan gagasan kedalam Group Whatsapp (WAG) WISDOM KESEHATAN dengan keanggotaan lebih seratusan orang yang berminat dan berkontribusi, demi Kesehatan Bangsa.
Didalam WAG ada Airlangga Hartarto, Fadli Zon, Dipo Alam, Maqdir Ismail, Sylvana Murni, Idris Laena, Zulkifli Halim, Delyuzar, Bambang Harimurty, Ningrum, Hasanuddin, Laode, Kurtubi dan banyak lagi tokoh Nasional.
Sungguh niat mulia dari rakyat yang hanya bisa merasa dengan pesan membangun Keseimbangan dalam kesehatan jasmani, rohani, mental, jiwa dan spiritual.
Toni meninggalkan banyak kesan dan pemikiran. Namun Kita kehilangan, Allah SWT memanggilnya pulang.
Semoga amal ibadahmu, memberi ampunan Allah dan menempatkanmu saudaraku Bung Toni Ardiedo di Surga Jannatunnaiim…
Aamiin..Aamiin.YRA
Dr.Abidinsyah Siregar
*ma/ pjmi/ ab/ nf/ 160125
KOMENTAR TERBARU