ARAHBANUA.COM
Sebelum gempa bumi besar tsunami dahsyat yang diprediksi para pakar BMKG melanda sebagian wilayah Indonesia. Percaturan politik yang penuh dengan strategi dan instrik disaput dalam sekejap oleh empat orang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Jogjakarta.
Empat mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu Enika Maya Oktavia, Faisal Nasirul Haq, Rizki Maulana Syafei dan Tsakus Khoirul Fatna.
Keempatnya dengan gemilang dalam pemilu mendatang menghapus Presidential Threshold atau ambang dalam persyaratan pengajuan pencalonan pemilihan Presiden dan wakil presiden direpublik ini.
Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menghapus ambang batas atau Presidential Threshold (PT) dalam persyaratan pengajuan pencalonan pemilihan presiden dan wakil presiden.
Putusan ini merupakan permohonan dari perkara 62/PUU-XXII/2024, yang diajukan Enika Maya Oktavia dan kawan-kawan mahasiswa Fakultas Syariah dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Setelah keempat cendikiawan muda itu mengajukan permohonan penghapusan Presidential Threshold (PT) kepada Mahkamah konstitusi (MK) nomor 62/PUU-XXI/2024 .
Ternyata dari keempat cendikiawan muslim itu satu diantaranya seorang dara yang berasal dari Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
Siapa sebenarnya sosok Enika Maya Oktavia yang bikin perubahan sehingga banyak orang berpeluang bisa menjadi capres dan cawapres nantinya?
Enika Maya Oktavia adalah mahasiswi Jurusan Siyasah/Hukum Ketatanegaraan Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dia alumnus MAN Kotawaringin Timur, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Saat ini, dia magang sebagai Partnership Officer di Widya Robotics, pengajar di Delta Private Jogja, pernah magang sebagai asisten pengacara di Kantor Advokat Muhammad Iman SH & Rekan, pernah magang di Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Hukum Bawaslu DI Yogyakarta, magang di Pengadilan Negeri Sleman, dan bekerja di Maharani Store.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sampit Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah sendiri beralamat diruas jalan yang menghubungkan Kota Sampit dengan Kota Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan yang dikenal sebagai kota budaya burung walet dan wilayah penghasil buah kelapa andalan Kalimantan Tengah.
Gedung sekolah MAN Sampit Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang beralamat di Jalan Haji Muhammad Arsyad Nomor 68. (Ridar/*)
KOMENTAR TERBARU